Terapi Kognitif
Oleh :
Luqmanul Hakim
(094411946)
M. Syaifudin
(094411047)
A.
Pengertian Terapi kognitif
Anda pernah mendengar tantang terapi kognitif ? Jika belum,
ada baiknya kita memahami apa yng dimaksud dengan kognitif itu sendiri.
Kognitif adalah kemampuan seseorang dalam berfikir, mengingat, memberikan presepsi,
termasuk memberikan rasional. Kognitif sangat erat hubungannya dengan otak dan
fungsinya, karena kesemua proses atau kemampuan diatas sangat dipengaruhi oleh
kondisi otak.
Terapi kognitif
merupakan metode pengobatan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan
–permasalahan yang berhubungan dengan emosi dan prilaku seperti pikiran-pikiran
negative dan depresi. Terapi ini dapat dijadikan sebagai altrenatif dalam
mengatasi depresi.
Terapi ini telah
dikembangkan sejak tahun 1860-an. Cara pengobatan melalui terapi ini adalah
dengan berdasarkan pada prinsip bahwa pikiran senantiasa mempengaruhi mood atau
perasaan (emosi) seseorang. Pikiran-pikiran yang ada dalam diri seseorang
biasanya muncul tanpa disadari (otomatis). Pikiran buruk atau negative terus
menerus muncul dalam diri seseorang lama-kelamaan akan menimbulkan depresi
berat, sehingga pada akhirnya harus diobati.
Terapi kognitif
hadir dengan usaha untuk memperbaiki pikiran-pikiran buruk yang muncul secara
otomatis ini. Caranya adalah membuat penderita depresi tersebut menyadari dan
mampu untuk memeperbaiki keyakinan negative tersebut menjadi sesuatu hal yang
memotivasi dirinya untuk bangkit kembali dari keterpurukan /depresi. Namun
yang perlu diketahui adalah bahwa terapi kognitif bukanlah memunculkan kekuatan
untuk berfikir positif, melainkan mencoba untuk berfikir realistis sesuai
dengan kenyataan sehingga akan menjadikan anda merasa lebih baik dengan
kenyataan yang anda miliki.
Terapi kognitif
telah diterapkan terutama untuk gangguan depresif (dengan atau tanpa gagasan
bunuh diri) tetapi, terapi ini juga telah digunakan pada kondisi lain, seperti
gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan kepribadian paranoid,
dan gangguan somatoform. Terapi depresi dapat berperan sebagai paradigma
pendekatan kognitif.
Terapi kognitif
menurut penciptanya, Aaron Beck adalah “didasarkan pada alasan teoritis dasar
di mana afek dan perilaku individual sangat ditentukan oleh cara dimana
ia rnenyusun dunia.” Penyusunan dunia Seseorang didasarkan pada kognisi (idea
verbal atau gambaran yang ada bagi alam sadar), yang didasarkan pada asumsi
(skema yang dikembangkan dari pengalaman sebelumnya). Menurut Beck, jika
seseorang menginterpretasikan pengalaman dalam hal apakah ia kompeten dan
adekuat, pikirannya mungkin didominasi oleh skema, “Jika saya tidak melakukan
segalanya dengan sempurna, saya adalah gagal.” Sebagai akibatnya, ia bereaksi
terhadap situasi dalam hal keadekuatan kendatipun hal tersebut tidak
berhubungan dengan apakah ia adalah kompeten secara pribadi atau tidak
B.
Perkembangan Terapi kognitif
Terapi kognitif telah dikembangkan oleh prof. A.T Beck & kelompoknya di
Philadelphia mell praktek klinis. Terapi ini telah berkembang secara bertahap selama lebih dari 25th dan telah diuraikan secara rinci oleh Bek dkk. (1979) untuk penyembuhan gangg depresi, Beck & Emery (1985) untuk penyembuhan gangguan cemas & fobia. Tiga buku pegangan untuk penyembuhan depresi sudah diterbitkan : Burns (1980), Rush (1983), & Blackburn (1987).
C.
Fakta Tentang Terapi Kognitif
Dari berbagai
hasil studi yang dilakukan, ada beberapa fakta yang terkait dengan terapi
kognitif ini, diantaranya adalah :
·
Terapi
kognitif sama dengan obat anti depresi, artinya dengan menjalani terapi
kognitif sama ampuhnya dengan mengkonsumsi obat anti depresi
·
Terapi
kognitif juga dapat mencegah kambuhnya penyakit depresi pada diri seseorang.
·
Terapi
kognitif dapat mengurangi gejala-gejala akibat depresi.
D.
Keterampilan
Khusus yang Diperlukan dalam Terapi Kognitif
Bila klien tetap mengatakan bahwa bila ia melihat kehidupan masa lalunya, yang
ia lihat hanyalah kegagalan & persitiwa yang tidak menyenangkan maka
terapis dapat membantu klien untuk tidak menganggap peristiwa sedih itu sebagai
kenyataan hidup tetapi ia harus
menganggapnya sebagai gejala-gejala gangguan depresi. Hal ini didasari
penelitian bahwa kenangan-kenangan yang
menyedihkan bagi klien-klien depresi akan lebih mudah diingat (mis
penelitian Clark & Teasdale, 1982) à guna : membantu memantapkan validitas model kognitif & pemilihan
teknik-teknik terapeutik yg tepat; hati klien menjadi tenang karena dapat
melihat masalahnya sebagai gangguan, bukan sebagai sifat-sifat yang menetap.
Ciri utama gaya terapi kognitif :
- kerja sama
Akan tercapai bila terdapat suasana
keterbukaan & tegas, adanya balikan dari kedua belah pihak & adanya
pencatatan secara bersama tentang hal-hal yg berkaitan dengan penyembuhannya à kedua belah pihak bekerja sama untuk menetapkan
masalahnya, menyusun hipotesis, & menentukan cara pemecahan masalahnya.
- kelemahlembutan
Alat utama terapi kognitif adalah bertanya à bertanya dg lemah lembut, hangat, &
menunjukkan empati yg tepat; jauhkan dari sikap suka mengkritik & bertindak
sebagai hakim à terapis terhindar dari konfrontasi &
kejengkelan
- kemampuan mendengar
Dengarkan dengan penuh perhatian isi jawaban & perkataan,
juga makna yang tersirat, masalah-masalah kecil lainnya yg terlihat dari kata-kata tsb, keragu-raguan, & sikap diam. Terapis harus selalu
sadar bahwa ia tidak hanya berhadapan dengan kata-kata yg diucapkan klien tapi
juga pada karakteristik pikiran yang diperlihatkannya
- sikap profesional
Terapis harus selalu mengacu pd masalah, dapat
memberi dukungan empiris bila perlu, mengikuti suatu program yg sudah sietujui
bersama klien, menunjukkan pengertian terhadap kata2 yg diucapkan klien dg jalan
memberikan balikan yg tepat, & memegang kendali waktu klien scr efektif
- fleksibilitas/keluwesan
Kadang-kadang terapis perlu keluar dari
teknik2 yg telah diuji yag ada dalam buku-buku dan memilih strategi atau yg
tepat untnk masalah tertentu atau dugaan tertentu yg diperoleh terapis dari
pemahamannya terhadap kasus itu.
Fleksibilitas juga diperlukan dalam struktur selama pertemuan-pertemuan bahkan setelah terapi selesai sehingga walaupun terapis menggunakan format umum, terapi tetap berurutan dan tujuan terapi dapat berbeda antara klien satu dg klien lain.
- humor
Bagi klien depresi khususnya, humor dapat menyebabkan perubahan yang mendadak dalam cara memandang situasi. Hal ini mengurangi perasaan sedih sementara waktu dan menciptaka hubungan khusus antara terapis dan klien untuk berbagi pengertian.
E.
Cara Kerja Terapi Kognitif
Terapi kognitif
menggunakan metode untuk mengubah cara pandang seseorang dalam melihat realitas
atau kenyataan yang ada pasien terapi akan diarahakan untuk memilah-milah permasalahannya
menjadi bagian. Setelah dilakukan pemilahan maka pasien tersebut diajak untuk
memecahkan permasalahan tersebut satu persatu. Selain itu, pasien juga akan
diberi tugas untuk dikerjakan. Tugas tersebut secara tidak langsung bertujuan
untuk membantu pasien menyelesaikan masalah dalam hidupnya.
Berikut ini,
tujuh langkah sederhana dari terapi kognitif:
- Tuliskan semua yang anda rasakan dan pikirkan. Dengan menuliskan semua apa yang anda rasakan dan pikirkan membuat anda bisa melihat “gambar besarnya” dan membuat anda bisa melihat dengan lebih obyektif. Dengan menuliskan hal tersebut maka pola pikir negatif bisa mudah dikenali.
- Identifikasi kejadian yang membuat anda
terganggu (upset). Apa yang benar-benar membuat anda tidak
suka (misalnya ketika mobil tiba tiba macet di jalan).
Apakah karena baju anda yang baru menjadi kotor terkena oli ketika mengecek mesin? Ataukah karena mobil tidak mau jalan? Apakah karena anda tahu bahwa sebenarnya mobilnya memang sudah memerlukan service namun anda menunda-nunda membawa ke bengkel? Ataukah karena hal tersebut membuat anda terlambat datang ke kantor? - Identifikasi semua emosi yang negatif. Misalnya kejadiannya adalah mobil mogok, maka identifikasi semua emosi negatif ketika mobil anda mogok tidak mau jalan. Seperti: kesal karena mobil tidak mau jalan, frustasi karena baju baru terkena oli, merasa bersalah karena menunda nunda tidak membawa mobil ke bengkel. Semua emosi negatif tersebut diidentifikasi dan ditulis.
- Identifikasi semua pikiran negatif yang mengikuti emosi negatif. Misalnya: saya kesal karena mobil mogok membuat saya terlambat datang ke pertunjukan drama dimana anak saya ikut pentas. pasti dia berpikir bahwa saya bukan ayah yang baik. Saya frustasi karena baju saya kotor, saya jadi kelihatan tidak rapih, saya memang berantakan.
- Identifikasi distorsi pemikiran yang terjadi dan ganti dengan yang benar. Misalnya, soal mobil mogok:”saya bukan orang yang suka menunda pekerjaan, tapi akhir-akhir ini memang pekerjaan kantor sedang banyak sekali. Soal pakaian kotor, kita bisa bereaksi dengan:” Saya bukan orang yang jorok dan tidak rapih, saya biasanya rapih. Baju kena oli membuat saya kesal karena baju saya biasanya rapih dan bersih.
- Pertimbangkan kembali “emosi” anda. Dengan mengubah reaksi anda terhadap suatu kejadian, anda bisa terhindar dari gangguan jiwa atau emosi yang tidak sehat. Mungkin anda masih merasa kesal karena mobil mogok, namun hal tersebut didasarkan pada realita, bukan berdasar atas hasil pemikiran yang sudah terdistorsi.
- Buat rencana “perbaikan”. Misalnya, segera selesai nonton pertunjukan anak, saya akan bawa mobil ke bengkel.
F.
Proses Kognitif
Proses kognitif mengacu pada aturan-aturan yang berlaku bagi stimulus dalam
proses informasi. Persepsi, pikiran, kesan, dan ingatan merupakan hasil akhir atau hasil kognitif setelah stimulus ditransfomasikan melalui proses kognitif. Penyimpangan atau kesalahan dalam proses kognitif dapat mempertahankan adanya prasangka negatif atau
prasangka yang mencemaskan dalam pikiran.
Contoh- contoh pemrosesan informasi pada klien depresi dan gangg kecemasan :
a) abstraksi pikiran : klien memilih salah satu aspek dari suatu situasi kemudian ia menafsirkan seluruh situasi atas dasar
satu hal rinci
Interpretasi :
Depresi : Bos menghilangkan 2 jam kerja keras saya mengetik dengan cemoohan
Cemas : saya terus membuat kesalahan
b) kesimpulan arbitrer : klien memperoleh kesimpulan tanpa bukti yg cukup, atau
bahkan dg bukti yg bertentangan
Interpretasi :
Depresi : Ia mengira saya adalah pengetik yg tidak terampil
Cemas : saya betul tidak terampil, bodoh
c) generalisasi berlebihan : klien menarik kesimpulan umum berdasarkan satu
aspek dari situasi yang telah dipilih secara sembarangan dari seluruh keadaan
Interpretasi :
Depresi : tidak seorang pun menghargai saya
Cemas : saya seharusnya tidak menjdi sekretaris
d) melebih-lebihkan & meremehkan : klien membesar2kan
aspek negatif suatu situasi & memperkecil aspek positifnya
Interpretasi :
Depresi : Ada apa dg saya? Saya selalu membuat kesalahan
Cemas : saya tidak dapat mengatasi hal ini. Bagaimana jika bos marah?
e) personalisasi : klien menghubungkan diri dengan peristiwa-peristiwa eksternal, padahal tidak ada alasan membuat hubungn seperti itu
Interpretasi :
Depresi : Tidak heran kalau bos kelihatan terganggu setiap
saat. Bahkan bos tidak dapat mempercayakan kepada saya untuk mengetik surat-suratnya dengan benar.
Cemas : saya menjadi bahan tertawaan
Blackburn & Eunson (1988) : kesimpulan arbitrer paling sering dihubungkan dengan suasana hati yang cemas; abstraksi selektif paling sering dihubungkan dengan suasana hati yang tertekan.
Kesalahan-kesalahan sistematis terjadi pada apa yang dinamakan pikiran-pikiran otomatis, yang disebut self-talk (berbicara kepada diri sendiri) pikiran-pikiran otomatis berlangsung secara refleks dan merupakan komentar-komentar lagsung terhadap situasi yang
sedang dihadapi.
Pikiran-pikiran ini mugkin tidak terlintas
dalam pikiran, dan mungkin mengikuti lebih banyak aktivitas mental yang disadari. Perbedaan antara proses informasi yang normal dengan yang patologis terletak pada luas, frekuensi dan penyimpangan kesalahan-kesalahan sistematis.
G.
Teknik-teknik
Terapi Kognitif
Teknik perilaku sering kali tepat digunakan pada
permulaan penyembuhan. Untuk klien sendiri akan mudah menguasai teknik
terapi perilaku ini pada permulaan terapi, sambil berlatih dengan terapi kognitif.
Sasaran teknik perilaku pada gangguan depresi dan cemas
Sasaran
|
Teknik
|
tdk aktif
|
Aktivitas bertahap
|
Keraguan
& penundaan
|
Menjadwalkan aktivitas
|
Perasaan sedih
|
Selingan
Menjadwalkan aktivitas yg menyenangkan
|
Perasaan cemas
|
Selingan
Relaksasi
|
Ketegangan fisik
|
Relaksasi
|
Tdk ceria / anhedonia
|
Menjadwalkan aktivitas yg menyenangkan
|
Kesulitan tidur
|
Mengontrol stimulus
|
Konsentrasi rendah
|
Tugas2 bertahap
|
Kurang motivasi
|
Tugas2 bertahap
Menjadwalkan tugas agar dikuasai dan yg menyenangkan
|
Serangan panik
|
Mengontrol pernafasan
|
Penghindaran
|
Pengungkapan scr bertahap
|
Situasi bermasalah
|
Latihan teknik mengatasi masalah, mis : latihan kepercayaan diri
|
Teknik menimbulkan pikiran otomatis :
1.
pertanyaan langsung
2.
“penemuan terbimbing” atau pertanyaan induktif
3.
penggunaan saat2 emosi kuat selama pertemuan
pengobatan
4.
penggunaan peningkatan tegangan fisik atau
awal perasaan panik
5.
bayangan mental (mental imagery)
6.
bermain peran (role play)
7.
memperoleh arti kejadian (makna)
8.
menghitung pikiran2 negatif
9.
mengikutsertakan dlm tugas2 perilaku &
mencatat pikiran2 yg menyertainya
10.
membuat buku harian ttg perubahan2 suasana
hati & pikiran2 otomatis yang sama tentang bentuk2 pikiran2 disfungsional
Cara memodifikasi pikiran otomatis :
- meneliti bukti2 yg mendukung atau bertentangan
- mengganti interpretasi2 alternatif
- menciptakan kemungkinan masing2 interpretasi yg realistik
- mengumpulkan informasi, mis : mell percobaan2 atau mengumpukan sejmlh orang utk dimintai interpretasinya
- tdk dipusatkan atau dijauhkan dr interpretasi
- merumuskan kembali istilah2 yg dipakai
- menghubungkan kembali
- bermain peran
- penggunaan formulir untuk pikiran disfungsional
PERTANYAAN
1.
Lina
latifah : a. penjelasan tentang cara kerja kognitif ? Jawab, jadi disini
dalam si terapis bertugas hanya untuk mengantarkan si klien untuk menuntaskan
masaahnya dengan menggunakan beberapa metode yang telah kami uraikan diatas
salah satunya pertama harus si klien untuk menuliskan apa keluhan yang klien
pikirkan kemudian sit era[pis bisa menyimpukannnya karena diatas juga diuraikan
bahwa adanya kerjasa anatra kien dan terapis dengan menuntaskan masalah juga
pengungkapan masalah.
b. terapis
harus adanya keluwesan dalam menerapi si klien salah satunya mempunyai kreatifitisan
dengan metode-metodenya, apakah sedomethod bisa juga dipakai dalam
terapis. Jawab, bisa .karena kita
diharuskan kreatif dalam penerapian.
2. Ahmad akrom. a. Apakah keharusan penerapis itu adanya humoris
. Jawab, IYA penjelasannya untuk membuat suasana terapi jadi tidak kaku.
b. apakah terapi kognitif hanya mengatasi 0penyakit depresi cemas dll. Jawab,
iya disini terapi ini digunakan ketika daam diri klien diselimuti pikiran
,presepsi buruk .
Terapi Kognitif
Disusun Guna Memenuhi tugas Matakuliah pengukuran psikologi
Dosen Pengampu : Wisnu buntaran, Psi
Penyusun:
Luqmanul hakim
(094411046)
FAKULTAS
USHULUDIN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
Betfred vs Betfred: Which Is Better? - bbsjeon
BalasHapusThis is one of the 부평바카라 best m2 슬롯 games for betfred. Betfred is a 아프리카 영정 1 UK bookmaker and a very respectable betting site. 1.1 슈 의 캐릭터 슬롯 머신 / 5; bet365 com au Betfred 2 / 5; Betfred 3 / 5; Betfred
Welcome to the casino - JCM Hub
BalasHapusGet the latest promotions and 안성 출장마사지 offers 서울특별 출장마사지 for the casino. 당진 출장샵 Get a 100% deposit bonus up to $500 at JCM 아산 출장안마 and earn new Feb 1, 2021 · 포항 출장샵 Uploaded by Casino Kings